Monday, September 25, 2006

Pertemuan KRLmania dengan Manajemen PT KA

Berita dari KRLmania.com,

Pada hari Jumat (22/9) kamerin, para penumpang KRL yang tergabung dalam Forum Pengguna KRL Jabodetabek dan Serpong, yang aktif berkomunikasi melalui milis KRL-Mania@yahoogroups.com, menyelenggarakan sebuah acara yang mempertemukan para pengguna jasa angkutan KRL Jabotabek dengan jajaran Direksi PT. KA Divisi Jabotabek dan juga PT. Jasa Rahardja selaku perusahaan asuransi kecelakaan bagi penumpang kereta.

Acara yang berlangsung di lobi Stasiun Sudirman (Dukuh Atas) ini dihadiri lebih dari 100 orang roker dari berbagai penjuru Jakarta, Depok, Bogor, Serpong, Tangerang, dan Bekasi, dan juga perwakilan dari berbagai Organisasi misalnya, Asosiasi Pengguna Angkutan Umum, serta hadir pula rekan-rekan dari 'Bike to Work'. Sedangkan Dari PT. KA dihadiri oleh Direktur Personalia Umum dan SDM, Amin Abdurrahman beserta staf, Kepala Divisi Jabotabek Tating Setiawan beserta staf, Kepala Humas Daops 1 PT. KA Ahmad Sujadi beserta staf, dan dua orang perwakilan dari PT. Jasa Raharja.

Dalam kesempatan ini, para roker menyampaikan keluhan-keluhannya mengenai pelayanan PT. KA saat ini terutama pelayanan KRL Jabotabek. Mulai dari sikap petugas yang suka 'mengemplang' uang kembalian saat menjual karcis, jadwal kedatangan dan keberangkatan KRL yang sering sekali ngaret, penumpang gelap, 'gocengers', ulah masinis serta kondektur yang suka ‘damai’, fasilitas keamanan, kereta commuter, sterilisasi stasiun, pelemparan batu oleh oknum tertentu, electronic ticketing, nomor tempat duduk pada KRL-Ekspres, dan lain sebagainya.

Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, jajaran direksi PT. KA berusaha menjawab dan memberikan berbagai solusi antara lain akan mengaktifkan kembali peran Polsuska untuk menertibkan penumpang gelap serta penumpang yang naik di atas atap serta melakukan fungsi keamanan di dalam KRL. “Yang pasti, kami tidak akan melakukan penggundulan atau menyuruh mereka (orang yang naik atap KA) membuka baju, itu tidak manusiawi. Kami juga telah menempatkan beberapa rekan kami untuk memantau penumpang yang bertindak seperti itu di beberapa stasiun seperti di Stasiun Tebet dan Stasiun Klender. Kenapa di Tebet? Karena disitu banyak penumpang yang turun saat jam-jam sibuk sehingga mereka yang naik ke atap dapat kita turunkan dan dapat menempati gerbong yang sudah lengang,” ujar tating Setiawan, Kepala Divisi jabotabek PT KA.

Sedangkan untuk saran pembersihan area stasiun, Amin Abdurrahman menjawab, “Untuk sterilisasi stasiun nampaknya belum bisa terealisasi, karena kita juga harus memikirkan dampak ekonomi dari para pedagang-pedagang stasiun. Kalau kita ngotot, akibatnya seperti pelemparan batu yang akan merugikan para penumpang dan kami (PT. KA) sendiri.”

Mengenai kondektur dan masinis yang nakal, salah satu Direktur yang salah satu tugasnya menangani urusan kepegawaian ini menjelaskan bahwa pemecatan masinis dan kondektur bandel, yang masih sering ‘berdamai’ dengan penumpang gelap atau para 'gocengers' sudah sering dilakukan. Tapi menurutnya, hal ini tidak bisa dilakukan terus menerus karena pada saat ini saja PT. KA sedang kekurangan tenaga untuk kondektur dan juga masinis. “Beberapa ada yang kami alihtugaskan menjadi penjaga pintu perlintasan Kereta Api.” Tambahnya.

Menjawab pertanyaan seorang Roker asal Bogor dari komunitas Bike to Work, mengenai boleh tidaknya sepeda naik ke atas kereta,Kepala Seksi ANgkutan Jabotabek, PT KA, Setiawan Rubiono, menjelaskan, seharusnya sepeda tidak boleh dinaikkan di atas kereta. Hal itu telah tercantum dalam peraturan perkereta-apian. Begitu pula dengan barang-barang besar lainnya. Karena kereta fungsinya hanya untuk penumpang, bukan barang. Kecuali untuk kereta yang memang ada bagasinya. “Istilahnya kereta B,” jelasnya. “Di dalam kereta bagasi itu memang boleh menaikkan barang-barang besar. Motorpun boleh diangkut dalam kereta-B itu. Tapi itu hanya ada untuk kereta ke luar kota.” Tambahnya lagi.

Menanggapi usulan yang belum terealisasi seperti KRL commuter (lingkar Jakarta), Electronic ticketing, dan Ekonomi AC, Tating kembali menjelaskan bahwa untuk KRL commuter baru bisa terealisasi jika di Jakarta sudah tidak ada lagi KRL kelas Ekonomi, Semi Ekspres, dan Ekspres. “Artinya, semuanya harus sama kelasnya.” Tambahnya lagi, “Untuk electronic ticketing sedang dalam tender, dan untuk KRL Ekonomi AC sedang diusahakan.”

Dalam acara ini juga diisi dengan presentasi oleh PT. Jasa Raharja mengenai pengajuan klaim asuransi kecelakaan. Dalam presentasi tersebut dijelaskan, bahwa yang berhak mendapatkan santunan adalah penumpang angkutan umum bermotor seperti bis, kereta api, kapal laut, pesawat udara, angkutan sungai dan danau, serta ferry. Dijelaskan pula bahwa korban yang ditabrak oleh kendaraan bermotor (pejalan kaki), penumpang kendaraan yang ditabrak kendaraan lain, atau korban ditabrak kereta api juga berhak mendapatkan santunan.

Santunan dapat diajukan dengan syarat-syarat:

Untuk korban meninggal dunia:
1. Laporan Polisi (Kepolisian setempat / PT.KA / Syahbandar Laut / Udara / DLLASDP)
2. Surat Kematian Rumah Sakit / Puskesmas
3. Sutar Nikah + KTP Suami/Istri (Jika korban menikah)
4. Akte Lahir / Ijazah – KTP orang tua (Jika korban belim menikah)
5. Surat Keterangan Belum Menikah (Korban diatas umur 17 tahun tapi belum menikah)
6. Kartu Keluarga
7. Ket. Ahli Waris (dari Lurah / Camat setempat)

Untuk korban luka-luka:
1. Laporan Polisi
2. Kuitansi asli biaya perawatan dan pengobatan disertai perincian dan copy resep obat yang berhubungan dengan kecelakaan
3. Ket. kesehatan korban
4. KTP korban

Untuk korban cacat tetap:
1. Surat keterangan dokter yang merawat korban tentang sifat cacat tetap yang diderita korban (tidak termasuk cacat estetik)

Dari PT. Jasa Raharja mengatakan, jika ada keluhan mengenai persyaratan atau pengurusan klaim, dapat menghubungi nomor bebas pulsa 0800-1-333-464 atau menghubungi Bapak Aceng di 021-6866-9895

Di sela-sela perbincangan dengan para roker, Amin menyatakan bahwa ia sangat senang dengan adanya acara seperti ini, karena dengan adanya komunitas seperti KRL-Mania ataupun Asosiasi lainnya, PT. KA dapat dengan mudah memantau perkembangan KRL serta dapat membantu PT. KA untuk dapat melakukan perubahan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada para konsumen.

Sayangnya, pada pertemuan ini, pertanyaan-pertanyaan mengenai KRL Ekonomi kurang begitu disinggung. Menurut salah seorang peserta yang hadir saat itu, pertanyaan terlalu berpihak kepada pengguna KRL-Ekspres.Sebenarnya pihak KRLmania sudah mengantisipasi hal tersebut, dengan memberikan secara tertulis 'TOP 21' permasalahan yang sering dikeluhkan oleh para pengguna KRL, baik KRL Ekonomi, maupun Ekspres kepada Direksi PT KA. "Mudah-mudahan mereka jadi lebih mengetahui lagi keluhan-keluhan kita, dan segera membuat perbaikan yang berarti dan kongkret," tukas salah seorang penumpang KRL Ekonomi yang hadir dalam pertemuan tersebut.

(argo/nc)

PS; diriku baru hadir saat pertemuan sudah selesai.. Jakarta Weekend Traffic is a pain in the a**!!! Fatmawati-Dukuh Atas = 2 Jam!!!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Counter