Monday, August 28, 2006

Antara Idealisme dan Realistis - Sebuah Pilihan Sulit...

Idealisme - kata yang terasa megah dan mewah di zaman ini. Megah karena hampir tak ada orang mampu menggapainya. Mewah karena kata itu mewakili sebuah kondisi yang sangat diinginkan tapi tetap saja hampir tidak mungkin mewujudkannya. Dan akibatnya idealisme seakan "mewakili sebuah kehidupan di langit".

Realistis - sikap yang terpaksa diambil, sebuah kepasrahan terhadap perkembangan dan tuntutan zaman. Tapi pada saat bersamaan, sikap ini dibarengi dengan usaha dan percobaan dalam berbagai bentuk untuk mencapai sebuah kondisi ideal walaupun pada akhirnya tidak 100% sesuai dengan keinginan. Realistis merupakan sikap kompromi yang harus diambil walaupun tidak berarti "meninggalkan idealisme".

Dua kata itu seakan mewakili kehadiran penulis di komunitas pengguna KRL Jabodetabek - KRLMania, sebuah komunitas dunia maya yang sedang berkembang dan dalam "proses menjadi". Komunitas ini seakan menjadi media expresi penulis (bahkan mungkin menjadi tempat pelampiasan stress..) akibat kegagalan PT. KA dalam menyediakan layanan angkutan massal berkwalitas kepada para penumpangnya. Dan kata "idealis" kini menjadi "merk dagang penulis" di komunitas tersebut.

Sayang, tak banyak orang yang mampu menyerap dua kata ini - sebab di zaman susah ini ada sebuah kata baru.. "nrimo". Dan kata ini sangat dibenci penulis karena kata ini menyimbolkan sebuah kondisi tanpa usaha melakukan perubahan, walaupun kondisi ini dilakukan dengan terpaksa. "Nrimo" mengingatkan penulis pada kondisi "Status Quo pra 1998" - dimana penulis merupakan bagian aktif dari komunitas yang menentang dan menjatuhkannya.

Bagi penulis - manusia adalah sebuah laku dinamis. Laku yang tak henti mengalami perubahan - baik ataupun buruk. Dan tak ada satu pun makhluk yang berhak mengekang laku itu. Dan Realistis (sebagai sebuah kompromi dari Idealisme) menjadi pilihan - walaupun itu adalah sebuah pilihan sulit dan beresiko menjadi sosok un-populis di mata komunitas..

Let It Be.. karena manusia tak di-design untuk menyenangkan manusia lainnya secara keseluruhan..
Let It Be.. karena memang harus ada yang tetap mengingatkan..
Let It Be.. karena yakin bahwa semua sikap ini didasarkan pada niat baik..

Good luck to all of us..

BTW, today is the start of the Semi-Express.. New type of train schedule yang "katanya", mengakomodasi keinginan penumpang. Kereta ini ber-AC dan ber-penutup pintu. Bedanya dengan layanan Pakuan Express adalah bahwa kereta ini berhenti di beberapa stasiun lain dengan tarif Rp 6000. Stasiun yang disebut disinggahi adalah Cilebut, Bojong Gede, Citayam, Depok Baru, UI, Kalibata, Cawang, Tebet, Cikini dan Jayakarta.
Masalahnya - as usual dengan semua keputusan 1/2 hati PT. KA, adalah bahwa jadwal sama sekali tidak meng-akomodasi peak hour waktu keberangkatan dan pulang kantor sebagian besar penumpang. Seperti diketahui - dari pukul 6-9 pagi serta 17-20 malam adalah jam2 dimana kereta lebih layak disebut gerbong sarden. Jadwal semi-exp yang dikeluarkan PT. KA adalah 08.48, 11.45 dan 14.20 untuk arah Jakarta, dan 09.50 serta 14.50 untuk arah Bogor.

Pertanyaan : KENAPA?
Jawaban : PT. KA tidak ingin mengganggu "mesin uang"-nya - Pakuan Ekspress, Bojong maupun Depok Ekspress yang tentu saja berpotensi untuk menangguk keuntungan sebesar2-nya pada "peak-hour" itu.
Atau ada jawaban lain yang lebih diplomatis?

Tapi - at least, ada sedikit perubahan..
Mudah2-an itu hanya sebuah awal..

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Counter