Tuesday, October 17, 2006

Sebatang Padi - A Tribute to My Father..

Batang padi..
Semakin berisi bulir padinya maka akan semakin merunduk dirinya..
Kemudian..
Ada 2 pilihan..
Satu - mati tanpa arti..
dengan bulir padi yang tersimpan penuh hingga akhir di dada..
atau
Dua - mati memenuhi takdirnya hadir di dunia..
Pada saat dunia membutuhkannya, ia akan bangkit tegak menatap langit..
Membiarkan dirinya menjadi pemuas lapar dunia,
walaupun terinjak dan ditebas menjadi resikonya..

Friday, October 06, 2006

Pencerahan..

Sebuah bisikan sayang..
Tepukan halus di bahu..
Tarikan tangan..
Senyum manis..
Ucapan sahabat..
Teriakan musuh..
Tamparan keras..

Indahnya langit..
Segarnya udara..
Pekatnya polusi..
Kemacetan..
Bencana..
Tragedi..

Ada di mana-mana
Bila berkenan sedetik merenung
Bila hendak sesaat berhenti
Bila ingin membuka hati

Sujudku total di hadapan Sang Maha
Sadar diri beruntung saat Pencerahan menghampiri
Saat akal berdiskusi
Saat hati tersiram
Saat tahu diri hanya manusia yang tak kunjung sempurna

Thursday, October 05, 2006

Inikah PT. KA Beberapa Tahun Yang Akan Datang?

Perhatikan berita ini...

Kamis, 05/10/2006 11:38 WIB
Tergusur Busway Koridor V & VII, 2.704 Mikrolet Mogok Massal.
2.704 Mikrolet yang berhubungan dengan rute busway koridor V (Kampung Melayu-Ancol) dan VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) melakukan mogok massal.

Dan benak langsung melangkah sekian tahun ke depan saat kompetitor swasta mulai dibukakan pintu untuk merambah layanan KA. Hmmm.. Inikah gambaran yang akan terjadi dengan PT. KA dan para karyawannya?

Untuk PT. KA YTH, bukankah semua ini bisa diperkirakan dan predictable dari sejak sekian tahun lalu? Bukankah lebih baik perbaikan kwalitas layanan, SDM, sarana dan prasarana di-akselerasi momentumnya agar sudah siap bersaing pada saatnya nanti? Ataukah masih
terus nyaman dengan berbagai klise dan alasan pen-justifikasi berbagai kesalahan dan pelanggaran dalam kerangka layanan publik berkwalitas?
Kalau yang terakhir menjadi alasan, siapkah PT. KA YTH saat kejadian diatas tiba?



Pendapat pribadi penulis..
Persaingan bisnis secara sehat dan kompetitif akan melahirkan banyak keuntungan bagi konsumen. Perhatikan harga dan kwalitas layanan GSM saat ini bila dibanding dengan sekian tahun lalu saat membeli Kartu Perdana saja harus merogoh 300 sampai 400 ribu rupiah. Maksudnya kalau memang ingin mendapat konsumen, berikanlah hak konsumen dengan selayaknya. Janganlah operator merasa bisa memperlakukan konsumen seenaknya pada saat "menjadi Raja", kemudian berteriak-teriak minta perlindungan saat kompetitor menggilas.

Kenyataan di lapangan.. Berapa kali anda naik Angkutan Umum kemudian diperlakukan seenaknya oleh sang supir dan kondektur? Dipaksa berdesakan seperti sarden.. Diturunkan di tengah jalan.. Diajak menghabiskan waktu menemani mereka "ngetem" (berhenti menunggu penumpang lain).. Atau berbagai kisah menyedihkan lainnya..

So sudah waktunya konsumen mendapatkan apa yang menjadi haknya. Dan busway seharusnya bukan sebuah ancaman bila para operator Mikrolet tersebut menghargai para penumpangnya dengan layanan berkwalitas. Betul? Atau masih mau sibuk mencari alasan lain?

*disarikan dari berita detikcom
**foto toraemon

FO

Wednesday, October 04, 2006

Pengambilan Posisi Penumpang Angkutan Massal terhadap Operator...

Angkutan Umum di Jakarta (atau Indonesia secara keseluruhan..)..
Apa yang ada di benak saat mendengar kalimat di atas
?
Kalo bertanya pada penulis, maka jawabannya pasti "..menyedihkan.."
Penumpang yang faktanya adalah share-holder utama pada kenyataannya hanyalah dijadikan sebagai "objek yang memberi uang" tanpa ada hak untuk "meminta kembali atas nilai uang yang dikeluarkan".

Pernah naik angkot di daerah pinggiran kota? Berapa kali anda harus sabar dan menyabarkan diri saat sang supir "ngetem" (berhenti menunggu penumpang..)? Tidak perduli bahwa penumpangnya ingin cepat pulang, ingin cepat berkumpul dengan keluarga atau ada urusan urgent lainnya. Tidak perduli bahwa penumpang yang MEMBAYAR sang supir dan bukan sebaliknya. Tidak perduli bahwa penumpang mempunyai hak lebih.
Pernah naik KRL Ekonomi pada jam sibuk? Well, sepertinya walaupun belum pernah - pasti pembaca tahu persis bagaimana kondisi di lapangan. Penulis sendiri selalu terpaksa menghindari jam sibuk ini, baik karena pekerjaan ataupun karena memang ingin sedikit lebih leluasa...


Intinya di Republik ini, pelayanan moda angkutan umum sama sekali tidak memenuhi standard, kecuali bila mempunyai uang lebih dan mempunyai pilihan untuk menumpang taksi, busway atau KRL Express.

Jadi dimanakah seharusnya posisi penumpang dalam konteks hubungan "Pemerintah-Operator-Penumpang"?

Penulis merasa bahwa seharusnya Penumpang (dengan asumsi bahwa yang bersangkutan sudah melaksanakan kewajibannya untuk membayar) adalah entitas yang harus diposisikan di tempat paling atas dalam rantai layanan, dengan pemerintah berada di posisi terbawah.

Masalahnya dengan kondisi pemerintah - baik tekanan ekonomi maupun akibat permainan politik DPR dan parpol yang tak pernah selesai - yang lebih mementingkan studi banding dan kunjungan kerja ke luar negeri - yang pastinya menyedot uang rakyat, hubungan antara Pemerintah-Operator menjadi tidak lancar karena adanya dana PSO (Public Service Obligation) yang belum dibayar Pemerintah.
PSO adalah dana subsidi pemerintah yang dihitung berdasarkan selisih antara biaya yang dikeluarkan untuk operasi angkutan KA kelas ekonomi dengan pendapatan angkutan kereta api penumpang yang tarifnya ditetapkan pemerintah. Dan untuk tahun anggaran 2006 PT. KA berhak atas Rp 350 Miliar dana PSO dari Pemerintah. Masalah yang terjadi adalah meskipun menganggarkan PSO kepada PT KA pada 2006, namun sejak 2000-2005 terdapat akumulasi kekurangan pembiayaan PSO yang mencapai Rp1,61 triliun.

Tapi - dari sudut pandang Penumpang, apakah ini serta-merta menjadi masalah Penumpang? Jawabannya; JELAS TIDAK! Memaklumi dan membantu menyuarakan, mungkin boleh.. tapi bila diharapkan mengerti dan kemudian menerima sebagai alasan atas buruknya kwalitas layanan? Well, saya rasa Operator mengharap terlalu banyak dari Penumpang. Untuk para Operator - bersyukurlah bahwa monopoli layanan umum di negeri ini masih merupakan hal biasa. Tetapi begitu kompetitor dimunculkan - ambil contoh adanya busway akan membunuh banyak angkutan umum, barulah saat itu mereka (a.k.a para Operator) terpaksa meninggalkan zona nyamannya untuk berubah.

Analogi.. Bila anda telah membayar untuk menikmati layanan dari sebuah Perusahaan dan Perusahaan tersebut mempunyai masalah internal, apakah berarti anda harus ikut menyelesaikan persoalan internal Perusahaan yang sudah anda bayar tersebut? You gotta be kidding me, maan.. Kalau mempunyai pilihan, penulis kira anda akan meninggalkan Perusahaan tersebut dan mencari Perusahaan yang bisa memberikan layanan yang lebih baik, betul?

Sayangnya, bagi sebagian besar warga komuter Jabodetabek yang memilih kereta api sebagai moda transportasi utama - pilihan tersebut jauh lebih tidak menguntungkan - baik dari segi waktu, biaya dan tenaga, bila memutuskan mengganti moda transportasi. Dan itulah yang benar-benar dimanfaatkan Operator layanan umum di negeri ini - memaksa pelanggan berbayar-nya terpaksa menerima "hanya segitu" - tanpa ada hak meminta lebih..
Kesian deh Penumpang..

*disarikan beberapa bagian dari Antara
**gambar copyright toraemon

FO

Monday, October 02, 2006

Schumacher - Miracle do happens in China!

Keajaiban terjadi setiap hari - di bagian manapun dunia ini. Dan kemarin - hal tersebut terjadi di Cina, tepat di GP Shanghai.

Start dari posisi ke-6 dalam keadaan track basah - sang Legenda, Michael Schumacher - mempertahankan konsistensi julukan "The Rain Master" dengan sebuah pertunjukan konsistensi dan daya juang yang mengagumkan. Walau dengan ban basah Bridgestone yang diklaim "sedikit lebih jelek" dari Michelin, Schummy dapat mempertahankan laju Ferrari-nya dengan melewati duo Honda di depannya - Button dan Barrichelo. Walau sempat tertinggal hingga 25 detik dari Alonso yang tetap di depan sejak start dan juga masalah yang kembali mengganggu Raikonnen dengan
reliability McLaren, Schummy dapat mempertahankan posisi ke-3 hingga saat pitstop window yang pertama.

Saat itu lintasan sudah mulai kering - walau belum cukup untuk langsung mengganti dengan
slick, dan kebanyakan team hanya mengisi bahan bakar tanpa mengganti ban basah lamanya. Tetapi tidak demikian dengan Alonso. Mempertahankan set ban belakangnya, Renault memutuskan mengganti ban depan kirinya. Alonso membela team-nya dan mengatakan bahwa keputusan itu diambil karena kondisi ban depannya yang sudah tidak layak.

Dan saat itulah keajaiban terjadi...

Tertinggal 25 detik - Schumacher mendekati Fisichella, memangkas hampir 10 detik ketertinggalannya dalam beberapa lap - dan memaksa pembalap kedua Renault itu untuk mendekati Alonso - yang terlihat begitu sulit mencari grip dari ban barunya dengan kondisi lintasan yang semakin kering, menghilangkan selisih 15 detik menjadi hingga hanya satu per ribuan detik. Beberapa kali - dengan begitu kuatnya
pressure Ferrari Schummy di belakangnya, Fisichella terpaksa melewati Alonso yang dengan susah payah mempertahankan posisi pertamanya.
Hingga akhirnya - dengan keputusan yang dibuat team dan desakan dari chief mechanic Fisi, Alonso terpaksa merelakan pembalap keduanya itu untuk mengambil posisi pertama, mungkin dengan pertimbangan bahwa dia mampu menahan Schumacher hingga pitstop window kedua tiba untuk mengganti bannya.
Tetapi dengan performance Ferrari dan sang
Rain Master - ditambah dengan begitu lambatnya laju Renault tunggangnya, tidak sampai 1 lap kemudian - Schumacher menyodok ke posisi ke-2.

Saat
pitstop window kedua tiba - didahului dengan Alonso, kemudian Schumacher dan Fisichella, berturut-turut Renault mencoba mengambil kembali momentum. Tetapi terlambat - karena saat Fisi keluar dari pitstopnya, Schummy melewatinya di tikungan pertama.


Dan sejak itulah Ferrari Schummy mendikte lomba hingga finish, sementara Alonso harus puas di posisi ke-2 setelah beberapa lap terakhir dia mencoba memaksimalkan performa ban kering Michelin, walau belum cukup.


Setelah akhir GP Shanghai, Schumacher memimpim klasemen dengan 116. Sementara Alonso di posisi kedua walau poin sama. Hal ini dikarenakan Schummy memenangi GP lebih banyak 1 seri daripada Alonso. Sementara dengan tambahan poin dari Fisichella - dan gagal finishnya Massa, Renault memimpin klasemen konstruktor dengan 179 - lebih 1 poin dari Ferrari dengan 178. Tahun 2006 juga menandai pertama kalinya Schumacher mendapat nilai - bahkan menjuarai, GP Shanghai setelah 2 kali pergelaran sebelumnya Schummy dan Ferrari sama sekali tidak mendapatkan nilai.

So, minggu depan menunggu Suzuka - yang rumournya merupakan favorite Ferrari dan Schummy, dan 2 minggu ke depan penutup seri akan diadakan di Interlagos - yang diinginkan Renault untuk dimenangi.
Kesimpulannya; what two races we have for next 3 weeks. and WHAT A SEASON!

Pictures from F1-live and F1RacingNet...

Lanjutkan beritanya di sini...

Counter