Wednesday, September 27, 2006

Sebuah Kemewahan di Gerbong Ekonomi..

Pagi ini di stasiun Citayam - 09.10 BBWI...
Memasuki hari ke-3 bulan Ramadhan, terasa suasana stasiun agak lengang. Apalagi dengan "hilang"-nya lapak para pedagang K-5 yang biasa memenuhi peron tengah. Tetapi kenyamanan itu sedikit terganggu dengan begitu banyaknya bakul dagangan dan bawaan beberapa pedagang buah yang ingin menjadi penumpang. Terasa tak mengganggu saat kereta kosong, tetapi akan sangat menjengkelkan bila sang pedagang memaksa masuk saat kereta padat dengan penumpang.

Kereta yang ingin kutumpangi pun tiba. Hmmm.. tidak begitu padat, malah bisa dibilang kosong. Sepertinya "Bojong Balik" - KRL Sekunder yang berangkat dari st. Bojonggede. Senyum mengembang.

"Mewah..." batinku.

Selanjutnya...

On the Way to Pluto with Jupiter Assistance...

  • Did you know that NASA had launched a mission previously targetting our Solar System's 9th Planet - Pluto?
  • Did you know that between the launch date and the arrival date of this mission in Jupiter, Pluto has been demoted to a "Dwarf" Planet?
  • Did you know that to IAU, Pluto has changed its name?
  • Did you know the name of the mission?
Some trivial question related to one spesific mission - New Horizon. And Pluto now - according to IAU, has been named 134340 in the Minor Planet Catalogue.

On January 19, 2006 - NASA has launched an interplanetary mission called New Horizon (NH). NH's missions were primarily set to observe the Sun's 9th Planet - Pluto and its twin binary,
Charon and their moons, Nix and Hydra. But since the IAU majority vote to demote the system into a "Dwarf Planet" classification in August 2006, even most of the mission control people felt the mission has been degraded - NH is still on its way.

For more, click here

Monday, September 25, 2006

Scientists Discover New Ring and Other Features at Saturn

From NASA-Cassini Mission Website...
09.19.06

Saturn sports a new ring in an image taken by NASA's Cassini spacecraft on Sunday, Sept. 17, during a one-of-a-kind observation.

Other spectacular sights captured by Cassini's cameras include wispy fingers of icy material stretching out tens of thousands of kilometers from the active moon, Enceladus, and a cameo color appearance by planet Earth.

Image right: A new diffuse ring, coincident with the orbits of Saturn’s moon’s
Janus and Epimetheus, has been revealed in ultra-high phase angle views from Cassini. Image credit: NASA/JPL/Space Science Institute
+ Full image and caption

For more, click here

Pertemuan KRLmania dengan Manajemen PT KA

Berita dari KRLmania.com,

Pada hari Jumat (22/9) kamerin, para penumpang KRL yang tergabung dalam Forum Pengguna KRL Jabodetabek dan Serpong, yang aktif berkomunikasi melalui milis KRL-Mania@yahoogroups.com, menyelenggarakan sebuah acara yang mempertemukan para pengguna jasa angkutan KRL Jabotabek dengan jajaran Direksi PT. KA Divisi Jabotabek dan juga PT. Jasa Rahardja selaku perusahaan asuransi kecelakaan bagi penumpang kereta.

Acara yang berlangsung di lobi Stasiun Sudirman (Dukuh Atas) ini dihadiri lebih dari 100 orang roker dari berbagai penjuru Jakarta, Depok, Bogor, Serpong, Tangerang, dan Bekasi, dan juga perwakilan dari berbagai Organisasi misalnya, Asosiasi Pengguna Angkutan Umum, serta hadir pula rekan-rekan dari 'Bike to Work'. Sedangkan Dari PT. KA dihadiri oleh Direktur Personalia Umum dan SDM, Amin Abdurrahman beserta staf, Kepala Divisi Jabotabek Tating Setiawan beserta staf, Kepala Humas Daops 1 PT. KA Ahmad Sujadi beserta staf, dan dua orang perwakilan dari PT. Jasa Raharja.

Dalam kesempatan ini, para roker menyampaikan keluhan-keluhannya mengenai pelayanan PT. KA saat ini terutama pelayanan KRL Jabotabek. Mulai dari sikap petugas yang suka 'mengemplang' uang kembalian saat menjual karcis, jadwal kedatangan dan keberangkatan KRL yang sering sekali ngaret, penumpang gelap, 'gocengers', ulah masinis serta kondektur yang suka ‘damai’, fasilitas keamanan, kereta commuter, sterilisasi stasiun, pelemparan batu oleh oknum tertentu, electronic ticketing, nomor tempat duduk pada KRL-Ekspres, dan lain sebagainya.

Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, jajaran direksi PT. KA berusaha menjawab dan memberikan berbagai solusi antara lain akan mengaktifkan kembali peran Polsuska untuk menertibkan penumpang gelap serta penumpang yang naik di atas atap serta melakukan fungsi keamanan di dalam KRL. “Yang pasti, kami tidak akan melakukan penggundulan atau menyuruh mereka (orang yang naik atap KA) membuka baju, itu tidak manusiawi. Kami juga telah menempatkan beberapa rekan kami untuk memantau penumpang yang bertindak seperti itu di beberapa stasiun seperti di Stasiun Tebet dan Stasiun Klender. Kenapa di Tebet? Karena disitu banyak penumpang yang turun saat jam-jam sibuk sehingga mereka yang naik ke atap dapat kita turunkan dan dapat menempati gerbong yang sudah lengang,” ujar tating Setiawan, Kepala Divisi jabotabek PT KA.

Sedangkan untuk saran pembersihan area stasiun, Amin Abdurrahman menjawab, “Untuk sterilisasi stasiun nampaknya belum bisa terealisasi, karena kita juga harus memikirkan dampak ekonomi dari para pedagang-pedagang stasiun. Kalau kita ngotot, akibatnya seperti pelemparan batu yang akan merugikan para penumpang dan kami (PT. KA) sendiri.”

Mengenai kondektur dan masinis yang nakal, salah satu Direktur yang salah satu tugasnya menangani urusan kepegawaian ini menjelaskan bahwa pemecatan masinis dan kondektur bandel, yang masih sering ‘berdamai’ dengan penumpang gelap atau para 'gocengers' sudah sering dilakukan. Tapi menurutnya, hal ini tidak bisa dilakukan terus menerus karena pada saat ini saja PT. KA sedang kekurangan tenaga untuk kondektur dan juga masinis. “Beberapa ada yang kami alihtugaskan menjadi penjaga pintu perlintasan Kereta Api.” Tambahnya.

Menjawab pertanyaan seorang Roker asal Bogor dari komunitas Bike to Work, mengenai boleh tidaknya sepeda naik ke atas kereta,Kepala Seksi ANgkutan Jabotabek, PT KA, Setiawan Rubiono, menjelaskan, seharusnya sepeda tidak boleh dinaikkan di atas kereta. Hal itu telah tercantum dalam peraturan perkereta-apian. Begitu pula dengan barang-barang besar lainnya. Karena kereta fungsinya hanya untuk penumpang, bukan barang. Kecuali untuk kereta yang memang ada bagasinya. “Istilahnya kereta B,” jelasnya. “Di dalam kereta bagasi itu memang boleh menaikkan barang-barang besar. Motorpun boleh diangkut dalam kereta-B itu. Tapi itu hanya ada untuk kereta ke luar kota.” Tambahnya lagi.

Menanggapi usulan yang belum terealisasi seperti KRL commuter (lingkar Jakarta), Electronic ticketing, dan Ekonomi AC, Tating kembali menjelaskan bahwa untuk KRL commuter baru bisa terealisasi jika di Jakarta sudah tidak ada lagi KRL kelas Ekonomi, Semi Ekspres, dan Ekspres. “Artinya, semuanya harus sama kelasnya.” Tambahnya lagi, “Untuk electronic ticketing sedang dalam tender, dan untuk KRL Ekonomi AC sedang diusahakan.”

Dalam acara ini juga diisi dengan presentasi oleh PT. Jasa Raharja mengenai pengajuan klaim asuransi kecelakaan. Dalam presentasi tersebut dijelaskan, bahwa yang berhak mendapatkan santunan adalah penumpang angkutan umum bermotor seperti bis, kereta api, kapal laut, pesawat udara, angkutan sungai dan danau, serta ferry. Dijelaskan pula bahwa korban yang ditabrak oleh kendaraan bermotor (pejalan kaki), penumpang kendaraan yang ditabrak kendaraan lain, atau korban ditabrak kereta api juga berhak mendapatkan santunan.

Santunan dapat diajukan dengan syarat-syarat:

Untuk korban meninggal dunia:
1. Laporan Polisi (Kepolisian setempat / PT.KA / Syahbandar Laut / Udara / DLLASDP)
2. Surat Kematian Rumah Sakit / Puskesmas
3. Sutar Nikah + KTP Suami/Istri (Jika korban menikah)
4. Akte Lahir / Ijazah – KTP orang tua (Jika korban belim menikah)
5. Surat Keterangan Belum Menikah (Korban diatas umur 17 tahun tapi belum menikah)
6. Kartu Keluarga
7. Ket. Ahli Waris (dari Lurah / Camat setempat)

Untuk korban luka-luka:
1. Laporan Polisi
2. Kuitansi asli biaya perawatan dan pengobatan disertai perincian dan copy resep obat yang berhubungan dengan kecelakaan
3. Ket. kesehatan korban
4. KTP korban

Untuk korban cacat tetap:
1. Surat keterangan dokter yang merawat korban tentang sifat cacat tetap yang diderita korban (tidak termasuk cacat estetik)

Dari PT. Jasa Raharja mengatakan, jika ada keluhan mengenai persyaratan atau pengurusan klaim, dapat menghubungi nomor bebas pulsa 0800-1-333-464 atau menghubungi Bapak Aceng di 021-6866-9895

Di sela-sela perbincangan dengan para roker, Amin menyatakan bahwa ia sangat senang dengan adanya acara seperti ini, karena dengan adanya komunitas seperti KRL-Mania ataupun Asosiasi lainnya, PT. KA dapat dengan mudah memantau perkembangan KRL serta dapat membantu PT. KA untuk dapat melakukan perubahan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada para konsumen.

Sayangnya, pada pertemuan ini, pertanyaan-pertanyaan mengenai KRL Ekonomi kurang begitu disinggung. Menurut salah seorang peserta yang hadir saat itu, pertanyaan terlalu berpihak kepada pengguna KRL-Ekspres.Sebenarnya pihak KRLmania sudah mengantisipasi hal tersebut, dengan memberikan secara tertulis 'TOP 21' permasalahan yang sering dikeluhkan oleh para pengguna KRL, baik KRL Ekonomi, maupun Ekspres kepada Direksi PT KA. "Mudah-mudahan mereka jadi lebih mengetahui lagi keluhan-keluhan kita, dan segera membuat perbaikan yang berarti dan kongkret," tukas salah seorang penumpang KRL Ekonomi yang hadir dalam pertemuan tersebut.

(argo/nc)

PS; diriku baru hadir saat pertemuan sudah selesai.. Jakarta Weekend Traffic is a pain in the a**!!! Fatmawati-Dukuh Atas = 2 Jam!!!!

Friday, September 15, 2006

Dalam 3 hari - 2 Bencana Komuter Terjadi Pada Jam Sibuk!

Satu kata... MENGAGUMKAN! (...walaupun dengan intonasi sinis...)
Satu pertanyaan... "APA SIH MAUNYA PT. KA??" (...terserah intonasinya...)

Dua baris diatas muncul setelah para pengguna jasa PT. KA kembali "diberi hadiah tak terlupakan" oleh operator layanan publik itu dengan 2 Bencana Komuter massal yang terjadi hanya dalam selang waktu 2 hari.

Pada Selasa, September 12, 2006 - antrian panjang penumpang komuter pada jam pulang terhambat dengan mogoknya salah satu rangkaian KRL Ekonomi jurusan Bogor di Stasiun Citayam akibat patahnya pantograph. Pantograph adalah semacam antena yang ada di atas gerbong - yang digunakan sebagai pemasok arus listrik untuk menggerakkan KRL. Hal ini mengakibatkan perjalanan arah Bogor hanya bisa menggunakan 1 rel - yang tentu saja sangat menghambat laju kereta, yang rata-rata penuh sesak oleh para komuter itu. Bahkan beberapa member KRLMania mengaku keretanya "tertahan" hingga hitungan jam - hanya untuk menunggu "sinyal hijau" yang menandakan jalur di depannya bisa dilalui dengan aman.

Dan seakan belum puas, pada Kamis, September 14, 2006, PT. KA kembali menghancurkan harapan para keluarga komuter untuk bisa berkumpul di rumah tepat waktu setelah seharian bekerja. Putusnya kabel listrik di seputaran UI-Depok Baru yang dimulai pada sore hari mengakibatkan kembali jalur Jakarta Bogor hanya bisa dilalui 1 jalur. Efeknya? Jelas para penumpang bayar harus kembali menjadi korban. Yang beruntung masih sempat mengubah jadwal perjalanan pulangnya dengan memilih moda transportasi lain, atau sempat merasakan sesaknya KLB yang "diturunkan" dari Depo Manggarai. Sementara yang tidak beruntung, hanya dapat pasrah "menikmati".

Kepada Pemerintah; Apa sih sebenarnya tanggung jawab PT. KA kepada para penumpangnya bila terjadi masalah tekhnis seperti ini? Penumpang sama sekali tidak bersalah dan tidak seharusnya dihukum dengan cara arogan PT. KA.

Di benak; bagaimana kalau PT. KA harus mengembalikan uang tiket penumpang yang tidak mampu dilayaninya bila terjadi masalah hingga terlambat lebih dari 1 jam? Dan ini juga berlaku para pemegang abodemen Ekspress dan Ekonomi, bukan hanya para pemegang tiket reguler.

BAGAIMANA PT. KA? Kalau ini adalah cara anda memaksa pemerintah membayar PSO, anda seharusnya bersujud mohon ampun pada Sang Pencipta karena penumpang tak berdosa lah yang kembali anda korbankan!

Satu kata... MENGAGUMKAN! (...walaupun dengan intonasi sinis...)
Satu pertanyaan... "APA SIH MAUNYA PT. KA??" (...terserah intonasinya...)

*Singapore-Observer*
FO

Wednesday, September 13, 2006

Penumpang Kereta Berjuang Untuk Perubahan - Terjemahan Berita "The Jakarta Post"

Penumpang Kereta Berjuang Untuk Perubahan
Anissa S. Febrina, The Jakarta Post, Jakarta

Hal terakhir yang diinginkan para pekerja adalah terlambatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Akibatnya, anak-anak tidur tanpa ditemani orang tuanya, makan malam yang menjadi mubazir dan acara TV favorit yang terlewatkan.

Untuk para komuter yang menggunakan KRL dari kawasan bisnis Sudirman-Thamrin, keterlambatan tumpangan mereka selama 3 jam pada Senin lalu adalah bukan awal minggu yang baik. Tetapi sementara sebagian besar penumpang yang terkhianati itu memilih pasrah, sekitar 1200an penumpang memilih menyalurkan amarah mereka dengan cara yang lebih produktif.
Merekalah anggota milist KRLMania, sebuah komunitas online yang berdasar pada kekuatan kolektif untuk mengarahkan para konsumen untuk komplain dengan cara yang lebih produktif dan mendorong perubahan dengan lebih terarah.

"Para Konsumen transportasi (publik) sedikit sekali - kalau tidak bisa dibilang tidak sama sekali, memiliki posisi tawar untuk meminta hak mereka atas kwalitas layanan yang lebih baik" ujar salah seorang member Ferry Octavian pada minggu kemarin. Ferry telah menggunakan jasa PT. KA - BUMN yang mengurusi perkereta-apian Indonesia, sejak pertengahan 1980-an.
Ferry mengatakan bahwa monopoli PT. KA terhadap layanan KA di Indonesia membuat konsumennya sama sekali tidak mempunyai akses untuk meminta kwalitas layanan standard.

Pada 2003, sekelompok pegawai komuter pengguna jasa KA dari Stasiun Dukuh Atas mulai membicarakan problem yang mereka hadapi sebagai konsumen jasa KA.
"Sebagian besar anggota adalah penumpang Dukuh Atas. Sebagai pekerja kantor, mungkin itu yang menjadikan kita (milist) menjadi lebih banyak meminta dibanding dengan konsumen lain," ujar Agus Imansyah - Ketua Komunitas.
Sekitar 67,000 penumpang kelas exekutif - sebagian besar adalah pekerja kantor, dan 9,500 pengguna kelas ekonomi menggunakan stasiun Dukuh Atas setiap tahun.

Dalam jangka waktu kurang dari 3 tahun, yang awalnya adalah sebuah forum untuk menyalurkan kekesalan penumpang, telah berubah menjadi sebuah gerakan yang berhasil mendorong operator jasa KA untuk sedikit memperbaiki layanannya.
PT. KA telah menambah jadwal Depok Express setelah didesak oleh anggota milist. BUMN ini juga telah memberikan informasi lebih kepada calon penumpang di stasiun, sebuah contoh keberhasilan desakan para anggota milist ini.
"Keberhasilan itu tidak seberapa bila dibanding dengan begitu komplexnya masalah yang dihadapi PT. KA untuk mulai memperbaiki kwalitas layanannya", ujar Riri - member lainnya. "Begitu juga dengan masalah birokrasi yang harus dihadapi, tetapi kami (milist - red) akan tetap mendorong agar agenda ini berjalan".

Komunitas ini secara aktif memberikan saran pada KaHumas PT. KA Divisi Jabotabek - Akhmad Sujadi, untuk mendorong BUMN ini memberikan kwalitas layanan yang lebih baik, mulai dari problem korupsi yang terjadi diatas KA ("saweran" dan "gocengers" - red) hingga meminta PT. KA untuk memberikan jadwal real-time KA secara online.
"Kami sangat menghargai saran-saran mereka dan berusaha lambat-laun untuk memenuhi keinginan mereka dan penumpang lain", ujar Sujadi. "Kami juga telah mengajak mereka untuk melihat operasional kami secara lebih dekat dan memahami hambatan-hambatan kami dalam memberikan layanan"
Komunitas ini memiliki jadwal berkala untuk bertemu dengan pejabat PT. KA untuk menyalurkan keluhan dan mengawasi kinerja pelayan publik ini atas nama penumpang lain.

"Beberapa anggota aktif KRLMania menolong kami dengan menjelaskan pada konsumen lainnya saat kami menghadapi masalah tekhnis yang berujung pada keterlambatan", lanjut Sujadi.
Berita kerusakan sinyal di Manggarai yang menyebabkan keterlambatan massal pada Senin lalu itu juga diumumkan di milist.
"Tetapi berita itu terlambat sehingga tidak semua orang tahu ada problem, sehingga ratusan calon penumpang harus menunggu berjam-jam di stasiun-stasiun" sanggah Maryoto Hadi, seorang anggota baru KRLMania.

Tetapi walaupun begitu banyak keluhan kepada pengelola jasa KA ini, milist ini tetap berusaha tampil seimbang.
Salah seorang anggota pernah mengirim email menghimbau anggota lain untuk tidak terlalu menyalahkan para pegawai PT. KA untuk semua kesalahan yang terjadi.
"Kami mengerti bahwa kami tidak seharusnya hanya terus mengkritisi para pegawai PT. KA tanpa memikirkan kesejahteraan mereka", tambah Agus - seorang anggota milist yang lain.

Komunitas ini juga mengumpulkan uang sekedarnya untuk memberi bingkisan Lebaran kepada para operator lapangan PT. KA dan dengan cepat memuji para karyawan BUMN ini bila memang mereka berhasil memuaskan para konsumennya dengan kwalitas layanan yang diinginkan.

Milist ini juga berfungsi sebagai forum diskusi untuk penguatan posisi konsumen yang kadang disertai dengan diskusi yang begitu "panas".
Ketika salah seorang anggota mengalami kecelakaan di salah satu stasiun di Depok, anggota lain membantunya dengan memberi jalan untuk klaim asuransi, bahkan untuk mengajukan somasi atas ketidakmampuan PT. KA dalam menjaga keamanan konsumennya.
"Kami berusaha untuk terus menguatkan gerakan ini dengan bekerjasama dengan forum lain", tambah Ferry. "Konsumen harus bersatu agar bisa mendapatkan haknya atas layanan berkwalitas"

translated and re-written by FO
from "The Jakarta Post"
disarikan dari:
http://foctavian.blogspot.com/2006/09/jakarta-post-train-commuters-fight-for.html
http://groups.yahoo.com/group/KRL-Mania/message/30312

The Jakarta Post - Train commuters fight for change

Salut berat sama mbak reporter ini. Mbak Anissa adalah salah satu member milis KRLMania dan dia berhasil menangkap esensi utama collective power di balik milis ini. Wawancara dilakukan di Stasiun Dukuh Atas pada Selasa (September 05, 2006). Thank You Mbak Anissa... We need more reporters like you...

Train commuters fight for change

Anissa S. Febrina, The Jakarta Post, Jakarta

The last thing anyone wants to deal with at the end of a long day at
work is being delayed on the way home. Children miss their good night
kiss, dinners get cold and TV programs go unwatched.

For the commuters who use the train from the Sudirman-Thamrin business
district to get home, last Monday's three-hour delay was not a good
start to the week. But while most chose to sulk in silence, 1,200
passengers opted to channel their anger in a more productive manner.

They are members of the mailing list KRLMania, an online community
that relies on the power of the collective to make consumer complaints
more productive and agents for change.

"(Public) transportation consumers in Greater Jakarta have very little
say or bargaining power to claim their right to better services," said
mailing list member Ferry Octavian last week. Ferry has been using PT
KA, the state-owned rail company, since the mid 1980s.

Ferry said that PT KA's monopoly over rail services in the city
prevented customers from having access to a proper standard of
service.

In 2003, a group of train commuters alighting at the Dukus Atas
station on Jl. Sudirman started to discuss the problems they faced as
consumers.

"Most of our members are passengers from Dukuh Atas. As office
workers, maybe we are more demanding than others," said community
chairman Agus Imansyah.

Around 67,000 executive-class passengers, mainly office workers, and
9,500 economy-class passengers use Dukuh Atas station every year.

In less than three years, what started as a forum for irritated
passengers has turned into a movement that has managed to persuade the
train operator to improve its services.

PT KA added another train to the Depok express route after being
pestered by the mailing list. The company also now provides more
information on train delays for passengers waiting a stations, another
move encouraged by the mailing list's members.

"It's still not much. We understand that company faces a complex
problem as to where to start fixing the quality of their service,"
said member Riri. "On top of that, there is also a rigid bureaucracy,
but we will keep on pushing our agenda."

The community presented PT KA's Greater Jakarta division spokesman
Akhmad Sujadi with a list of suggestions to improve the service,
ranging from tackling on-board corruption to providing Greater
Jakarta's train schedules on-line.

"We really appreciate their suggestions and are slowly trying to cater
to all of their needs," Sujadi said. "We have also taken them to get a
closer look at our operation so they can understand the complexity of
our service problems."

The community has regular meetings with PT KA officials to voice their
complaints and monitor the impact of their suggestions.

"Some active members of KRLMania help explain (things) to other
consumers whenever we have technical problems that lead to delays,"
Sujadi said.

The news of the signal problem at Manggarai station that caused last
Monday's delay was announced on the mailing list.

"But it was already too late in the afternoon and didn't reach
everyone in time. So hundreds of us had to wait for hours at the
station," said Maryoto Hadi, a new KRLMania member.

As much as the group complains to the train operator, it still remains
a fair operation.

One member once posted an email to the list telling members not to
blame PT KA employees for everything that went wrong.

"We understand that we shouldn't just criticize the employees of the
company over and over without think about their welfare," said Agus,
another member of the list.

The group collects money to buy gifts for PT KA station and field
staff every Idul Fitri and is quick to praise employees when the
service is good.

The mailing list also serves as a forum for discussions of consumer
empowerment, along with less fiery chats.

When a member was involved in an accident at a station in Depok, other
members helped him file an insurance claim and lodged a negligence
lawsuit against the train operator.

"We are trying to improve this movement by cooperating with other
forums," said member Ferry. "Consumers must join hands to get what we
deserve."

Thursday, September 07, 2006

Update on STS 115-SS Atlantis

The previous launch attempt on Thursday (09/06-2006) was aborted due to a Fuel Glitch. "...

An issue with the alternating 1 current of Fuel Cell 1, one of three electricity-producing units aboard Atlantis, prompted the launch scrub. Engineers are now working to understand the issue to determine whether another launch attempt is possible on Thursday.

NASA has two remaining launch opportunities this week for Atlantis’ STS-115 mission to deliver new solar arrays and two massive trusses to the International Space Station (ISS)..." according to space.com


Wednesday, September 06, 2006

Atlantis Set to Launch on this Thursday (09/06-2006)

The newest Space Shuttle mission - STS 115 on SS Atlantis, is set to launch on Thursday, (09/06-16.29 GMT/23.29 WIB). This is the second mission after the long postponed Space Shuttle Missions due to Columbia's disaster back in 2003. While only announced as 80% possibility, but Kennedy Space Center expects an optimum daylight launch condition to observe and evaluate how modifications to the shuttle external tank affect a series of ice frost ramps that are covered in foam insulation.

The primary mission of Atlantis is the International Space Station (ISS). After a series of delayed missions, the construction of the ISS and the orbital lab inside are very much behind schedule. So this mission is very important in continuing the construction.

Clear skies and smooth ride, captain!

PS; News and pictures are from space.com

Tuesday, September 05, 2006

Bencana Komuter 04/09-2006.. Bagaimanakah Contigency Plan PT. KA?

Sebagai sebuah moda transportasi massal, KRL menjadi salah satu pilihan (bahkan satu-satunya pilihan bagi beberapa orang) jenis angkutan umum yang diandalkan para komuter untuk mengantar mereka berangkat dan pulang beraktifitas. Seperti sudah diketahui, pada jam-jam sibuk berangkat dan pulang kantor (06.00-09.00/17.00-20.00) - moda transportasi ini hampir tak pernah tidak dijejali puluhan ribu penumpangnya. Oleh sebagian kalangan pengguna, pada jam sibuk ini - KRL dijuluki sebagai "kaleng sarden", "spa n massage parlour bertarif 2500" dan banyak lagi. Dan dengan alasan utama inilah, seharusnya PT. KA - sebagai penyelenggara moda transportasi ini, sangat bertanggung-jawab atas kelancaran dan kenyamanan para penumpangnya yang telah membayar ("paying customer").

Tapi - alih-alih melaksanakan tanggung-jawabnya, tadi malam (04/09) PT. KA kembali mengkhianati penumpangnya. Sejak 16.30 sore hari kemarin, kerusakan sinyal otomatis di Stasiun Manggarai menyebabkan lalu-lintas KA di stasiun ini (termasuk KA Jarak Jauh) harus dipandu manual satu per satu. Info dari MetroTV - yang menyebut Bp. Ahmad Sujadi Kahumas Jobatabek sebagai sumbernya, menyebutkan panduan yang biasanya dilakukan selama 7 detik per rangkaian, selama kerusakan sinyal tadi malam harus dilakukan rata-rata hingga 10 menit per rangkaian KA. Hal yang juga menyebabkan wessel (penggerak rel) harus dipindahkan langsung oleh manusia, berakibat secara langsung pada kacaunya jadwal KRL Jabotabek. Rata-rata keterlambatan yang diakibatkan adalah 2-3 jam per jadwal. Bahkan banyak pengguna KRL - para member KRLMania, mengaku tiba di Bogor hingga lepas tengah malam.

Bagi pengguna harian KRL, kerusakan sinyal di Stasiun Manggarai bukan lagi hal baru karena terjadi dengan frekwensi yang cukup sering. Hal barunya adalah kerusakan ini terjadi pada musim kemarau. Bila pada musim hujan alasan PT. KA untuk kerusakan itu adalah "tersambar petir", maka untuk musim kemarau ini - alasan yang diajukan Humas Jabotabek (yang selalu aktif muncul di media nasional..) adalah "dicurinya peralatan" - seperti diinformasikan oleh MetroTV pada berita malamnya.

Yang muncul sebagai pertanyaan adalah;

1. Sebagai pengguna KRL harian, penulis sangat ingin tahu dengan cara kerja dan skema jadwal perawatan yang digariskan PT. KA untuk seluruh peralatan kerjanya. Tidak hanya wessel dan sinyal, tetapi juga set loko, kabel listrik saluran atas, jadwal perjalanan dan banyak lainnya. Dengan latar belakang IT-Services, penulis sadar sekali kalau kwalitas dan performance peralatan - baik mekanik ataupun elektronik, seluruhnya bergantung pada penggunaan dan maintenance. Dan sebagai sebuah institusi pelayan publik yang dijadikan 500.000+ penumpang harian, seharusnyalah PT. KA lebih teroganisir dan lebih proffesional dalam menangani hal ini. Dana? Bukankah tahun ini saja Divisi Jabotabek telah mencapai 113% dari target pendapatannya. Apakah dalam budget tahunannya, "Maintenance Budget" tidak termasuk? Korbannya? Penumpang!

2. Dengan contoh yang diberikan SBY pada bencana alam, tidakkah terfikirkan institusi besar ini untuk memiliki Contigency Plan atau "Tanggap Darurat"? Dengan inisiatif yang dilakukan rekan KRLMania yang menelepon Kadiv Jabotabek, Bp. Tating Setiawan saat bencana komuter terjadi tadi malam, barulah "terfikirkan" untuk mengalihkan perjalanan satu set KRL dari Bekasi untuk melayani penumpang jurusan Bogor yang terlihat tumpah-ruah di Manggarai (dan itu belum termasuk ribuan bahkan puluhan ribu penumpang terlantar lain di stasiun lain). Yang penulis maksudkan adalah mencoba berfikir logis dan sederhana. Saat perjalanan KRL terhambat di satu titik, Manggarai, apakah tidak lebih baik perjalanan dihentikan di titik ini untuk dikembali ke arah semula? Sehingga kekusutan bisa diurai dan kemacetan lalu lintas KA bisa lebih jauh berkurang. Sekedar ilustrasi, perjalanan Ps. Minggu-Manggarai bisa menghabiskan 3 jam waktu tempuh dengan KA! Apakah tidak lebih baik bila KA tersebut dialihkan di Ps. Minggu yang mempunya 4 track, seperti juga di UI, Depok Baru, Depok Lama dan Citayam - yang memiliki persilangan track, untuk kemudian berbalik arah ke Bogor dan mengangkut penumpang Bogor yang terlantar - yang jumlahnya berkali-kali lipat lebih besar. Korbannya? Penumpang!

3. Berkaitan poin no. 2, apakah yang akan dilakukan PT. KA saat ada bencana besar tak terduga di jaringan rel-nya? Menurut penulis, sama sekali tidak ada bayangan selain menunggu hingga saat terjadi dan melihat apa yang bisa dilakukan. Contoh konkrit; bencana lumpur yang mengancam rel di seputaran semburan sumur Lapindo. Korbannya? Jelas penumpang yang telah membayar dan terlanjur menggantungkan harapan pada para pelayan publiknya untuk melayani mereka.

4. Penulis mengusulkan dibuat dan diterapkannya perhitungan SLA ("Service Level Agreement"). Dengan ketidakmampuan PT. KA melaksanakan tugasnya untuk mengantar paying customer-nya ke tempat tujuan, institusi ini berkewajiban membayar penalty kepada para penumpangnya atas kerugian yang mereka alami. Untuk detail perhitungan SLA ini, penulis merasa DPR lebih capable dan competent untuk merumuskan (ada anggota DPR yang baca ini?).

5. Penulis meminta PT. KA untuk meminta maaf secara resmi kepada para penumpang KRL Jabotabek yang merasakan imbas kejadian tadi malam melalui media. Bencana komuter tadi malam adalah sama sekali bukan "force majjeure", bahkan bisa dibilang "terencana" karena tanpa adanya maintenance yang cukup - kerusakan PASTI TERJADI cepat atau lambat. Dan PT. KA PASTI mengetahui dogma ini.

Garis bawah dari bencana komuter tadi malam adalah penumpang berbayar kembali menjadi korban tanpa punya atau diberi kesempatan menuntut hak-nya. Sampai kapankah hai PT. KA YTH?

FO

Monday, September 04, 2006

Pengkondisian Semi-Express

Pengkondisian Semi Express - Sebuah Indoktrinasi Penumpang... by FO

KRL Semi Express (a.k.a "Semex") yang beroperasi sejak awal September 2006, sejatinya adalah sebuah solusi cerdas PT. KA dalam melihat dan memaksimalkan peluang yang muncul di pasar. Dengan kondisi KRL Ekonomi yang sudah sangat parah - terutama pada jam-jam sibuk pergi dan pulang kantor (belum ditambah dengan kurangnya jumlah gerbong dan sangat rendahnya kwalitas maintenance PT. KA), KRL Semex merupakan pilihan bagi para pengguna layanan. Dan sebagai sebuah pilihan - seharusnya merupakan pilihan yang lebih baik dari yang sudah ada. Apakah Semex memang pilihan yang lebih baik?

Secara layanan, jawabannya "YA". Dengan AC, pintu tertutup dan hanya berhenti di beberapa stasiun, seharusnya perjalanan dapat dinikmati lebih nyaman oleh penumpangnya. Otomatis pula, jumlah penumpang akan terseleksi. Lebih sedikit dan mungkin lebih "berkwalitas"..
Secara biaya yang harus dikeluarkan, pastinya "TIDAK". Dengan harga Rp 6000, tentu saja banyak penumpang KRL Ekonomi yang berfikir panjang untuk "pindah" ke Semex - terutama karena stasiun persinggahan dan jam layanan yang masih belum sinkron dengan kebutuhan penumpang.

Dari sudut pandang PT. KA, tentu Semex merupakan sebuah sumber pendapatan baru. Bahkan bisa dibilang - pada waktunya nanti, Semex dan KRL Express akan "bahu-membahu menjadi tulang punggung" pendapatan BUMN ini. Jadi - bila tanpa Semex saja, target pendapatan tahunan bisa tercapai hingga 113 % - bayangkan bila Semex telah beroperasi maksimal.
Hanya saja - ada satu hambatan utama PT. KA dalam menerapkan dan memaksimalkan jadwal layanan Semex.. Dengan begitu menguntungkannya KRL Express dan begitu merugikannya KRL Ekonomi, PT. KA sepertinya sedang berusaha untuk mencari keseimbangan waktu diantara keduanya. Disatu sisi, tak ingin mengurangi penumpang Ekspress - walaupun sangat ingin mengurangi, mengalihkan dan bahkan menghilangkan penumpang Ekonomi. Di sisi lain, tak bisa sama sekali menghapuskan KRL Ekonomi dikarenakan kewajibannya sebagai penyedia layanan publik. Well..
So, bagaimanakah kemudian PT. KA menyikapi hal ini?

Sayangnya - dengan kembali terlebih dahulu "mengorbankan" penumpangnya. Seperti yang sudah diakui sendiri oleh pihak PT. KA, yang pertama kali menjadi "korban" Semex adalah "kereta balik". Kereta Balik adalah layanan KRL Ekonomi yang tidak melayani trip penuh Jakarta-Bogor. Biasanya yang dipilih untuk pagi hari adalah stasiun Bojonggede, Depok Lama dan Depok Baru. Sementara untuk sore dan malam, dipilih stasiun Manggarai. Seperti banyak penumpang lainnya, kereta balik adalah sebuah solusi cukup nyaman saat jumlah penumpang mencapai puncak kepadatannya pada jam-jam sibuk.

Jumat sore (01/09), Kereta Balik terakhir yang dilihat penulis berangkat dari Manggarai adalah KA602 jadwal 18.00. Sedangkan jadwal KA616 jadwal 19.41 sama sekali tak terlihat hingga penulis terpaksa memilih KA618 dari Kota yang cukup padat. Apakah KA616 terlambat atau dibatalkan? Yang jelas, pihak stasiun sama sekali tidak menginformasikan hal ini kepada para penumpangnya yang terlihat begitu mengharapkan dan sangat menunggu kereta balik ini - bahkan dengan melewatkan beberapa kereta lain yang lebih dulu tiba dari Stasiun Kota, yang memang sangat padat.
Sebuah pertanyaan muncul di benak seperti beberapa penumpang lainnya...apakah ini cara PT. KA mensosialisasikan dan mengkondisikan para penumpangnya untuk "menerima" kehadiran Semex di jadwal kereta balik itu? Kalau memang iya..menyedihkan memang mental pelayan publik di negeri ini.. Sebuah indoktrinasi - memaksakan sesuatu agar bisa diterima pada akhirnya.

Padahal solusinya bisa saja keduanya bisa dioperasikan secara parrarel - apalagi jam-jam tersebut jumlah penumpang sedang mencapai puncak. Mungkin saja kereta balik dioperasikan lebih dahulu pada sekitar slot 19.20 - dengan pertimbangan pada sekitar pukul 19.00 semua kereta Ekonomi sedang dalam keadaan sangat padat, sementara Semex menempati slot 19.41 sebagai sebuah "pilihan lebih baik" - apalagi dengan jadwal Express yang sudah selesai. Dan melihat kondisi dan jumlah penumpang, kehadiran Semex pada slot itu akan tetap bisa "menyedot keuntungan" apalagi dengan pertimbangan pengoperasiannya dari stasiun Kota.

Pertanyaan terakhir; apakah PT. KA bisa mensosialisasikan dan mengkondisikan penumpangnya untuk menerima kehadiran Semex dengan cara lebih sopan dan elegan (dan tentu dengan penumpang sebagai SUBJEK dan bukan sekedar OBJEK)?

Friday, September 01, 2006

Spacecraft to Impact Moon This Weekend

This weekend - ESA's spacecraft SMART-1 (Small Missions for Advanced Research and Technology) plans to end its mission in the extravagant way - crash itself on the object that it has been orbitted for sometime, the Moon. The Crash is planned on Sept. 03, 2006 - 05.03 UT. Too bad that Indonesia is not included in the recommended site to watch this event - as Hawaii, North America and South America are the preferred.



As Deep Impact (its probe with Comet Tempel-1) and Galileo (with the mighty Jupiter), SMART-1 impact mission is planned to give Earth-based observers to watch in real time on the effects of a "not-too-small" object slams into a natural space object. Maybe the result would be used to better predict on how much damage that could be caused by such object should any of them hit our Earth.

So for you - the Moon watcher, maybe the next time, you will see the new impact crater around the Lake of Execellence in the Moon Southern Hemisphere..

Clear skies for you all..

PS; Pictures are from spacecom.. thnx..

F1 - Masihkah ada peluang untuk Michael Schumacher?

F-1 Grand Prix tinggal menyisakan 4 sirkuit; Monza (10/09), Shanghai (01/10), Suzuka (08/10) dan Interlagos (22/10). Di puncak klasemen Fernando Alonso dan Michael Schumacher seakan bertarung sendirian untuk gelar Juara Dunia dengan selisih 12 poin. Pertarungan ini juga mewakili pertarungan untuk Juara Dunia Konstruktor - antara Renault dan Ferarri, yang kini hanya berselisih 2 poin. Tentunya 4 sirkuit tersisa akan menjadi klimax sebuah musim yang cukup menegangkan - apalagi dengan munculnya nama baru di podium seperti Jensen Button dan Filippe Massa, serta terlemparnya J.P Montoya dari kursi McLaren.

Salah satu kunci hasil tahun ini adalah gagalnya Schummy melampaui Alonso di GP Turkey awal minggu ini. Dan cukup ironis bahwa faktor dominan kegagalan ini adalah "kesalahan taktik pit" yang harus dilakukan duo Ferrari pada saat Race Steward memutuskan Safety Car harus keluar setelah mobil Liuzzi berhenti dalam posisi membahayakan di tikungan pertama. Padahal taktik biasanya menjadi faktor penentu kemenangan Ferrari - seperti pada 3 GP terakhir sebelum Hungaria.



Keluarnya Safety Car memaksa Schumacher masuk ke pit dan antri di belakang Massa yang masuk lebih dulu, sementara Alonso yang saat itu di posisi ke-3 dengan presisi pit crew yang bekerja apik dapat menyelesaikan pit stopnya dan keluar lebih dahulu daripada Schummy. Apalagi kemudian performance Ferrari Schumacher sangat mengecewakan setelah pit-stop tersebut yang mengakibatkannya tertinggal cukup jauh dari Alonso.

Massa sendiri begitu stabil performance-nya - setelah mendapatkan pole position pertamanya dalam kariernya, dan menjuarai GP Turkey ini dengan cukup nyaman - yang juga menjadi gelar juara pertamanya dalam F1 GP. Sementara Alonso - dengan Schummy yang sejak pitstop kedua terus menekan habis hingga tikungan terakhir, menjadi Juara ke-2 disusul oleh Schumacher di posisi ke-3.

So siapakah jagoan anda? Pastinya, hasil tahun ini akan mempengaruhi keputusan sang Legenda - Michael Schumacher, akan nasib kariernya di tahun 2007. Pensiun atau tidak..

Apakah Monza akan seseru 2 GP terakhir (dengan GP Hungaria yang juga sangat menegangkan..)?
Kita tunggu!

PS; Thank you for f1live for the picture..

Counter